Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan diproklamirkan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, terbentuknya negara juga nampaknya disebabkan oleh dua unsur, yaitu unsur konstitusional dan unsur deklaratif.
Unsur ketatanegaraan adalah konstitusi suatu negara yang meliputi wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan unsur deklaratifnya menyangkut pengakuan oleh negara lain. Faktor deklaratif sebenarnya bukanlah suatu unsur yang harus dipenuhi secara keseluruhan. Namun pengakuan negara lain sangatlah penting agar tidak terkucil dalam hubungan internasional.
Berikut beberapa negara yang berperan penting dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia:
-
Mesir
Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Negara yang terkenal dengan ikon piramida dan sphinx ini mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Hingga tahun 2018, Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Mesir selama 71 tahun. Hubungan kerja sama kedua negara terus membaik.
[Padatahun1945padatanggal17AgustusnegarayangterletakdiantaraSamuderaHindiadanSamuderaPasifiksertabenuaAsiadanbenuaAustraliayangmayoritaspenduduknyamenganutagamaIslammendeklarasikankemerdekaannyasetelahnyapenjajahanJepangdanBelanda.
Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam pimpinan Syekh Hassan al-Banna di Mesir, menyambut positif kemerdekaan Indonesia. Ia menggalang opini masyarakat melalui pemberitaan media yang memberikan kesempatan luas kepada mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia untuk dipublikasikan melalui surat kabar lokal atau program propaganda besar.
Pengakuan Mesir atas kemerdekaan Indonesia
Pengakuan Mesir atas kemerdekaan Indonesia Mesir merupakan salah satu sekutu pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, yang lebih penting lagi, Mesir justru memaksa Indonesia untuk menerima kedaulatan Indonesia berdasarkan hukum internasional. 22 Maret 1946. Dukungan tersebut muncul setelah lobi berkelanjutan yang dilakukan diplomat Indonesia di ibu kota, Kairo, beberapa bulan setelah Sukarno mengkonsolidasikan kabinetnya.
Tak hanya mengakuinya, Mesir juga membujuk Suriah, Irak, Qatar, dan Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Baru pada tanggal 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan NKRI secara de jure, mengangkat HM Rasajdi sebagai Kuasa Usaha RI, dan membuka kedutaan besar di Kairo. Hubungan Republik dengan Liga Arab resmi terjalin. Liga Arab-lah yang berulang kali mengkritik dan mendesak Belanda untuk menghentikan agresi militer.
Alasan Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia
Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak didukung oleh negara-negara Arab Muslim dengan alasan apapun selain Islam. Bangsa Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya dan adanya kedekatan emosional antar bangsa Arab (Akhawa Islamiyyah) membujuk Mesir dan negara-negara Liga Arab lainnya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Seiring tersebarnya berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, pemerintah Mesir mengirimkan Konsul Jenderalnya di Bombay, Muhammad Abdul Moneim, langsung ke Yogyakarta (saat itu ibu kota Republik Indonesia). Bertujuan untuk menyampaikan pesan Liga Arab yang mengakui kedaulatan Indonesia. Pada tanggal 6 April 1946, Indonesia mengirimkan delegasi (Haji Agus Salim, A.R. Baswidan, Rashti dan Mr. M. Nazir St. Pamunjak) untuk menandatangani Perjanjian Persahabatan antara Indonesia dan Mesir di Kairo. Sebelum perjanjian ditandatangani, Belanda melakukan protes, namun perdana menteri Mesir menolaknya.
Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam di Mesir yang dipimpin oleh Syekh Hassan al-Banna, juga menyikapi positif dengan menggalang opini masyarakat melalui pemberitaan media yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia di Mesir untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia. Disebarluaskan melalui surat kabar lokal atau Tabligh Akbar.
Respons Mesir terhadap Indonesia di masa lalu tidak akan terlupakan hingga saat ini. Mesir datang ke Indonesia untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatannya sementara negara lain masih mengambil keputusan. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah misi suatu negara datang sendiri untuk menyampaikan identitas negaranya kepada negara lain yang terkepung dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Oleh karena itu, Indonesia hendaknya mengingat sejarah dan tidak bersikap sombong dan tidak bertanggung jawab.
-
malam hari
Meski Indonesia sudah mendeklarasikan kemerdekaannya, agresi militer Belanda terus berlanjut. Suriah, negara anggota Liga Arab, juga memperjuangkan permasalahan yang dihadapi Indonesia untuk dibahas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1947. Akhirnya agresi militer Belanda di Indonesia dapat dihentikan melalui perundingan damai.
Sejak itu hubungan bilateral terjalin antara kedua negara. Namun, setelah krisis Suriah meletus pada tahun 2011, upaya untuk memperbaiki hubungan ini terhenti.
-
Libanon
Setelah Mesir dan Suriah, Lebanon menjadi negara ketiga yang mengakui kedaulatan Indonesia. Pengakuan de jure Lebanon terhadap Republik Indonesia terjadi pada tanggal 29 Juli 1947. Di sanalah dimulainya hubungan bilateral antara Indonesia dengan salah satu negara yang terletak di Timur Tengah. Awalnya, Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Mesir juga diakreditasi untuk mengelola hubungan diplomatik dengan Lebanon. Namun KBRI Lebanon akhirnya resmi didirikan di Beirut pada tahun 1996.
-
Yaman
Yaman menjadi salah satu negara anggota Liga Arab selanjutnya yang mengakui kedaulatan Indonesia. Yaman mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 3 Mei 1948. Hingga saat ini, persahabatan kedua negara telah terjalin selama lebih dari 70 tahun. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yaman semakin membaik baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
-
Arab Saudi
Sejak mengakui kedaulatan atas negara Indonesia, Arab Saudi tetap menjaga hubungannya dengan negara Indonesia. Hal ini terlihat dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada tahun 2017. Padahal, hubungan diplomatik Arab Saudi dan Indonesia resmi dimulai pada 1 Mei 1950. Salah satu ikatan yang paling terlihat antara kedua negara ini adalah adanya kesempatan kerja bagi para pekerja. Indonesia di Arab Saudi (TKI) dan juga kerjasama di bidang haji.
-
Palestina
Negara Palestina diwakili oleh Mufti Agung Palestina, Syekh Muhammad Amin al-Husseini, yang menyiarkan ‘Mubarakbad’ di Radio Berlin pada 6 September 1944. Alasan pengakuan tersebut adalah motivasi dari koneksi agama (Islam).
-
Vatikan
Selanjutnya Vatikan merupakan salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kedaulatan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 6 Juli 1947. Hubungan diplomatik kedua negara terlihat pada tahun 1947 dengan berdirinya Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Vatikan. Selain itu, hubungan Indonesia dan Vatikan semakin diperkuat dengan Kedutaan Besar Vatikan (Nunsiatur Apostolik) yang resmi hadir di Jakarta sejak tahun 1950.
-
Irak dan Suriah
Kedua negara ini mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Juli 1947 dengan dilatarbelakangi ikatan agama, kekeluargaan dan persaudaraan.
Ini artikelnya duniapendidikan.co.id tentang Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia : Mesir, Identitas, Alasan, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, Palestina, Yaman, Vatikan, Irak, Suriah, Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.