Memahami warna danau
Talga sebenarnya adalah istilah lokal yang digunakan untuk cekungan daratan yang terisi air pada musim hujan dan menjadi ekosistem perairan yang tergenang. Selain itu, danau juga dapat diartikan sebagai suatu perairan yang terdapat dalam jangka waktu lama yang sedimennya dapat dimanfaatkan oleh komunitas produsen primer yaitu fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Telga tampak seperti danau kecil yang bahkan sinar matahari pun bisa mencapai dasarnya.
Berdasarkan proses tersebut, danau biasanya terbentuk secara alami akibat peristiwa vulkanik dan tektonik. Di kawasan karst, danau terbentuk akibat topografi kawasan karst yang secara alami mengalami cekungan sehingga terisi air pada musim hujan.
Struktur danau berwarna-warni
Komposisi air danau dapat dibedakan berdasarkan luasnya, yaitu horizontal dan vertikal. Bidang mendatar terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Daerah pesisir
Zona pesisir berperan sebagai pemasok bahan organik ke danau. Ciri-ciri zona ini adalah:
- Berbatasan langsung dengan pinggiran kota
- Banyak yang ditumbuhi tanaman air.
- Kedalamannya relatif dangkal (Smith dan Thomas, 2000).
- Sinar matahari lebih mampu menembus.
Zona limnetik
Zona limnetik merupakan suatu wilayah yang terletak di tengah-tengah danau atau telaga, suatu badan air yang terkena cahaya langsung secara terus menerus. Organisme yang umum ditemukan di kawasan ini adalah zooplankton dan fitoplankton. (Odam, 1996)
Sejarah, Simbol dan Asal Usul Talga Varna
Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat yang bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Masyarakatnya hidup damai dan sejahtera karena dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Prabhu Swartalaya dan ratunya bernama Ratupurbamana. Raja dan ratu sangat bijaksana agar pekerjaan yang mereka pimpin menjadi kerajaan yang makmur dan damai.
Semua orang sangat senang. Namun sayang Prabhu dan istrinya tidak mempunyai anak. sehingga membuat pasangan kerajaan tertekan. Konselor Prabhu menyarankan agar mereka membesarkan anak tersebut. Namun raja dan ratu tidak menyetujui usulan tersebut. “Bagi kami, anak kandung lebih baik dibandingkan anak angkat,” jawabnya.
Ratu yang sedih
Ratu sering sedih dan menangis. Bahkan Prabu pun sedih melihat istrinya. Kemudian raja pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana raja terus berdoa, agar mereka dikaruniai anak. Setelah berbulan-bulan, keinginannya akhirnya terkabul. Ratu sedang hamil. Seluruh rakyat kerajaan begitu bahagia sehingga mereka memenuhi istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, ratu melahirkan seorang putri bernama Geylang Rukmini. Orang-orang dari seluruh negeri kembali dengan membawa berbagai hadiah untuk putri kecil. Bayi itu tumbuh menjadi bayi yang sangat lucu. Setelah bertahun-tahun dia menjadi seorang pemuda yang cantik.
Prabhu dan ratu sangat menyayangi putri mereka. Mereka memberi anak mereka apa pun yang mereka inginkan. Namun, hal itu membuatnya menjadi anak nakal yang manja. Jika keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah dan sering berkata kasar. Meski begitu, orang tuanya dan rakyat kerajaan menyayanginya.
Hari-hari berlalu begitu cepat, Patri menjadi gadis tercantik se-tanah air. Sang putri akan berusia 17 tahun. Maka penduduk negeri itu pergi ke istana. Dia membawa banyak hadiah indah. Prabhu mengumpulkan hadiah-hadiah itu dan menyimpannya di ruang istana. Kapan saja, dia bisa memanfaatkannya untuk kepentingan orang banyak.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke toko perhiasan dan berkata: “Buatkanlah kalung yang sangat indah untuk putriku.” “Dengan senang hati, Yang Mulia,” jawab penjual perhiasan itu. Kemudian dia mulai bekerja dengan segenap usaha dan hatinya. Ia ingin membuat kalung terindah di dunia, karena tukang emas ini sangat mencintai Patri.
Ulang tahun putri
Ulang tahun putriku telah tiba. Rakyat negeri itu berkumpul di sekitar alun-alun istana. Ketika raja dan ratu datang, rakyat menyambut mereka dengan gembira. Sambutan hangat semakin terasa ketika sang putri cantik terlihat di hadapan semua orang yang mengenali kecantikannya.
Prabhu kemudian bangkit dari kursinya dan memegang kalung yang indah. “Putriku sayang, hari ini aku memberimu kalung ini. Kalung ini diberikan oleh orang-orang dari seluruh negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka memberimu hadiah ini, karena mereka senang melihatmu tumbuh dewasa. “Pakailah kalung ini nak,” kata Prabu.
Patri menerima kalung itu. Kemudian dia melihat kalung itu dan berkata, “Saya tidak ingin menggunakannya. Kalung ini jelek sekali!” Kemudian dia melemparkan kalung itu sehingga kalung indah itu rusak. Emas dan permatanya berserakan di lantai.
Kejadian ini sungguh mengejutkan. Tidak ada yang mengira Pitri akan bekerja seperti ini. Tidak ada yang berbicara. Suasana menjadi sunyi. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu Purbamana. Ia sangat sedih melihat kelakuan putrinya. Akhirnya semua orang menitikkan air mata, hingga istana basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana dan tiba-tiba semburan air memancar dari dalam tanah dan semakin deras. Pada akhirnya Kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan menjadi sebuah danau yang sangat indah.
Ini artikelnya duniapendidikan.co.id Tentang Asal Usul Talga Varna : Pengertian, Struktur, Mitologi dan Sejarahnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.