- Alwasilah dkk.
- Arikunto dan Jabar (2004) mengartikan pengukuran sebagai kegiatan membandingkan sesuatu dengan satuan pengukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
- Cangelosi, James S. (1995), Pengukuran adalah proses pengumpulan data empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
- Sridadi (2007) Pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif suatu benda tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
Fungsi pengukuran
Sederhananya, aktivitas pengukuran yang kita lakukan sebenarnya berfungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi disini juga dapat diartikan lebih luas, misalnya komunikasi antara penjual dan pembeli.
Dalam suatu perusahaan manufaktur, pengukuran sangatlah penting, karena segala sesuatu yang menjadi parameter suatu produk yang kita produksi tidak lepas dari angka-angka yang hanya dapat diperoleh melalui proses pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat antara lain:
- Membentuk gambaran melalui sifat-sifat sesuatu yang kita teliti.
- Dalam industri dapat digunakan sebagai alat komunikasi mulai dari penelitian, operator, pengujian hingga penjaminan mutu produk yang diproduksi.
- Dapat dijadikan dasar dalam membuat prediksi terhadap suatu hal.
- Sebagai kontrol dan jaminan kualitas.
Klasifikasi pengukuran
Benda ukur geometri mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Oleh karena itu, metode pengukuran mungkin berbeda-beda. Untuk memperoleh hasil terbaik sesuai standar hasil pengukuran yang berlaku, diperlukan metode pengukuran yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui klasifikasi pengukuran. Ada beberapa pengukuran berdasarkan metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur geometri benda yang akan diukur, yaitu:
-
Pengukuran langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur yang digunakan disebut pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
-
Pengukuran tidak langsung
Jika dalam proses pengukuran hanya satu alat ukur saja yang tidak dapat digunakan dan hasil pengukurannya tidak dapat dibaca secara langsung, maka pengukuran tersebut disebut pengukuran tidak langsung. Kadang-kadang dua atau tiga alat ukur standar, alat ukur komparatif, dan alat ukur bantu diperlukan untuk mengukur suatu besaran ukur.
Contoh : Mengukur lancip poros dengan menggunakan sine center torch dengan bantuan dial indikator dan balok ukur.
-
Pengukuran dengan kaliper batas
Terkadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat seberapa besar suatu benda, melainkan hanya melihat apakah benda tersebut masih dalam toleransi tertentu.
Misalnya mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur kaliber batas, dapat ditentukan apakah barang yang dibuat termasuk kategori Accept (GO) atau kategori Reject atau Reject (No.Go). Dengan demikian, alat yang digunakan untuk memeriksa tentu saja adalah ambang batas boleh dan tidak boleh. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran kaliber batas. Diputuskan bahwa dimensi yang berada dalam rentang toleransi dianggap baik dan dapat digunakan, sedangkan dimensi di luar rentang toleransi dianggap buruk. Metode pengukuran ini sangat cocok untuk mengukur kuantitas yang besar dan memerlukan waktu penyelesaian yang cepat.
-
Pengukuran dengan perbandingan bentuk standar
Disini pengukurannya hanyalah membandingkan bentuk benda yang diproduksi dengan bentuk standar yang dijadikan alat pembanding. Misalnya kita akan memeriksa sudut ulir atau roda gigi, memeriksa sudut lancip poros kerucut, memeriksa jari-jari, dll. Pengukuran dilakukan dengan alat proyeksi. Jadi sifatnya di sini bukan untuk membaca ukuran tetapi hanya mencocokkan bentuknya saja. Misalnya, sudut ulir diperiksa dengan palu ulir atau pemeriksa ulir lainnya.
Berbagai alat ukur
Penggaris atau yang dikenal dengan penggaris merupakan alat yang digunakan untuk mengukur benda berukuran sedang dan besar. Penggaris ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 1 mm.
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter suatu benda, dimensi luar, dan dimensi dalam suatu benda. Jangka sorong mempunyai 2 bagian, yaitu rahang tetap yang berfungsi sebagai penahan timbangan tetap yang tidak dapat digerakkan, dan rahang vernier yang berfungsi sebagai penahan timbangan vernier yang dapat mengatur dan mengukur benda Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda tipis, panjang benda kecil, dan dimensi luar benda kecil. Mikrometer ulir mempunyai 3 bagian yaitu selubung utama yang berfungsi sebagai timbangan utama yang menunjukkan hasil pengukuran dan bagian ini bersifat tetap dan tidak dapat digerakkan, kemudian selubung luar yang berfungsi sebagai timbangan vernier yang dapat diputar. menggerakkan casing ulir agar sesuai dengan benda yang diukur, dan casing berulir yang berfungsi sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar casing luar agar sesuai dengan bentuk benda yang diukur Mikrometer sekrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
Kondisi pengukuran
Pengertian Pengukuran Menurut Para Ahli
- Alwasilah dkk.
- Arikunto dan Jabar (2004) mengartikan pengukuran sebagai kegiatan membandingkan sesuatu dengan satuan pengukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
- Cangelosi, James S. (1995), Pengukuran adalah proses pengumpulan data empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
- Sridadi (2007) Pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif suatu benda tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
Demikianlah artikel duniapendidikan.co.id mengenai Pengertian Pengukuran: Fungsi, Klasifikasi, Jenis dan Istilahnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.